Bandung-Peserta Program Beasiswa Santri Berpestrasi (PBSB) Kementerian Agama yang menimba ilmu di Jurusan Tasawuf Psikoterapi, secara resmi dilantik sebagai pengurus Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA), kemarin siang (3/11), di aula fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Organisasi CSS MoRA merupakan organisasi semi otonom yang bersifat kekeluargaan untuk menghimpun santri-santri yang mendapat beasiswa dari Kementerian Agama yang tersebar di 17 PTN dan PTAIN di Indonesia. Sebagai angkatan pertama dan perintis PBSB di UIN Sunan Gunung Djati, mereka masuk melalui seleksi diberbagai daerah di Indonesia, lalu disaring menjadi 33 orang. Makanya tidak heran kelas PBSB di jurusan Tasawuf Psikoterapi mendapat julukan kelas Nusantara.
Sebagai ketua terlantik, yakni M. Zidni Nafi’ asal Kudus, Jawa Tengah, yang menjabat ketua pertama di CSS MoRA UIN SDG Bandung mengungkapkan bahwa angkatan pertama merupakan tantangan, khususnya bagi dirinya sendiri. “Pemimpin tidak selamanya identik dengan kekuasaan, namun yang pasti pemimpin merupakan amanah,” ungkap Zidny nama sapaannya ketika sambutan pertama seusai resmi dilantik sebagai ketua.
Selain mengemban amanah yang besar selama setahun atau satu periode, ia juga harus dapat menyatukan visi dan misi bersama para anggota yang berbeda karakter, pemikiran, latar belakang bahkan asal daerah. Dengan perbedaan tersebut ia mengharapkan teman-temannya untuk bekerjasama dalam melaksanakan amanah organisasi.
“Ini adalah kesempatan kita bagi para santri untuk dapat mengoptimalkan CSS MoRA, karena organisasi CSS MoRA dapat menjadi sarana bagi kita dalam belajar, berjuang dan bertaqwa dengan menanamkan semangat loyalitas tanpa batas,” tegasnya. (Hab.)