Oleh: Joko Bikoasih
Abraham kecil telah laknat sekarat
Gedung azimat telah berubah jadi khuldi akhirat
Memakan semua tempat keramat
Menyapu ayat-ayat perlambat kiamat
Oh, sukma cendekia
Apa otak tak setapak dengan kaumnya
Ajaran cahaya Badar telah pudar
Bagaimana kita memuja
Dia?
Tempat Nya malah kau ludahi
Peristirahatan risalah sejati mau kau bongkar
Ubun-ubun ranum ingin
kau gandengkan
Jalan-jalan thawaf hampir tak terlihat
Gerbang-gerbang masuk kau tikam pandang
Menyedot aroma lewat mercusuar tandingan
Ingin aku bungkus saja gedungmu itu
Dengan mola’ dan wasil
Atau kain ma’afir yang biasa itu
Biar api Yaman menjadi hakimnya
Dan biarkan kiswah mengibarkan kemenangan
Sebagai kurun-kurun yang berlalu
Atas kehancuran proyekmu
Biarkan pengembara tenang memuji
Jiwa yang termainkan kembali suci
Darah kesiaan tak lagi menyeka
Siksa abadi akan hadir sebagai karma
Dengan dentuman ridho ilahi
[Bandung, 14 Oktober
2015, 10.13 WIB]