Oleh: Tirta Pawitra
Aku dan engkau
Kami dan mereka
Siapakah gerangan kita ini
Yang menikmati kebebasan atas nama santri
Yang tinggal mengaji dan mengkaji
Yang tinggal mensyukuri tapi lupa diri!!!
Yang menikmati kebebasan sebagai mahasiswa
Yang tinggal menganalisa dan aplikasinya
Yang tinggal memuja tapi lupa dengan-Nya!!!
Apakah masih ketaatan itu?
Apakah masih kepercayaan itu?
Dengan semua nikmat yang ada,
yang telah tiada
dan yang akan ada
Saudara-saudari
Siapakah kita di balik tubuh yang manja
Dibalik angan-angan yang tergoda
Dibalik nama-nama keturunan adam hawa
Sahabat-sahabati
Jika kita memiliki akal cerdas
Siapakah ruh dibalik akal tersebut
Jika kita memiliki hati yang suci
Siapakah ruh dibalik hati tersebut
Jika kita memiliki raga yang indah
Siapakah ruh dibalik raga tersebut
Jika kurma hidup dibawah akar yang tak terlihat
Lalu kita hidup di bawah siapa yang tak terlihat
Masihkah kita kenal, kita tahu, kita rasa
Sang Pemilik Kecerdasan, Pemilik Kesucian, Pemilik Keindahan,
Masihkah kita anggap ada dan selalu ada
Yang setiap kausalitas-pun tetap selalu ada
Kawan-kawan sekalian
Di bawah kerajaan tuhan
Kita hidup bebas dengan jajahan
Apakah jiwa yang menjajah raga?
Apakah raga yang memenjarakan jiwa?
Jika kita mengesakan Tuhan dengan lailahaillallah!
Kenapa masih ada tuhan organisasi,
tuhan nilai,
tuhan amal,
tuhan agama
Jika kita mengesakan Tuhan dengan la maujud illallah!
Kenapa masih ada rupa yang dianggap hina, rupa yang dianggap dewa
Jika kita mengesakan Tuhan dengan lahaula wala quwwata illa billah!
Kenapa masih ada daya kesombongan,
hebat sendiri,
karya sendiri,
kekuatan sendiri,
hingga lupa dengan-Nya
Kita lupa, disaat tidur, kita dijaga oleh oleh-Nya
Namun ketika terjaga, kita lupa pada-Nya
Ia yang membukakan mata, memberi tenaga, mengekspresikan karya
Kenapa kita masih belum merasa
Kekuatan dan kehebatan macam apa yang ingin dipertontonkan dihadapan-Nya
Ikhwanul muslimin walmuslimat
Sudah berapa lama kita menyewa sifat dan nama Tuhan
Bukankah untuk mensucikan-Nya, mengabdi pada-Nya, berkarya untuk-Nya
Akankah restu itu tetap kou jaga
Akankah janji ini tetap kau pelihara
Atau hanya melecehkan sesama
Putra bangsa, putri pertiwi
Inginkah kalian merubah takdir bangsa 2025
Tapi sanggupkah saudara merubah takdir ruh dalam diri yang maya
Masihkah cemas dengan masa depan
Memang siapa yang mengatur masa depan
Ilmukah, akalkah, ramalankah, atau kah kah segala tingkah
Ataukah memang Maha Segala Pencerah
Mari sucikanlah pada-Nya. Innalillahi wainnailaihi roji’un
Sesungguhnya dari-Nya berasal, dan dari-Nya kembali
Jika kita datang telanjang, pulangpun dengan telanjang
Jika kita datang membawa cinta, pulangpun membawa cinta
Jika kita datang dengan kesucian, pulangpun dengan kesucian
Saudara seiman, saudara seislam
Masihkah kita akui saudara-saudara kita
Kita hormati haknya, akui keberadaanya, toleransi keyakinanya
Kita satu jiwa namun berbeda raga
Kita satu masa namun berbeda alurnya
Masihkah ada kelucuan debat yang tak ada obat
Masihkah ada kehinaan hujat saling melaknat
Masihkah ada kerendahan selisih yang tak ada asih
Masihkah ada yang memonopoli surga semanis kata
Masihkah ada mereferensi neraka sebagai keadilan nyata
Dimanakah kau simpan sifat Rahman, Rahim
Dimanakah kau simpan identitas Rabbal alamin
wahai jiwa satu tanah
Mengajak adalah mendakwahkan cinta
Perang adalah memaksakan jiwa
Dakwah itu menjadi kawan, bukan menjadi lawan
Kalau hanya benar kebanyakan orang
Apakah memang benar dimata Tuhan
Kalau hanya salah kebanyakan orang
Apakah memang salah dimata Tuhan
Karena dia yang berlutut di hadapan Tuhan, dapat berdiri dihadapan siapapun
Mungkin penghuni langit tersenyum dan heran
Membaca berita opini dari bumi
Yang atas nama agama melecehkan agama
Atas nama keadilan membantai keseragaman
Atas nama Tuhan menghanguskan sesama insan
Atas nama Akbar menghilangkan Rahman
Mereka berkata ”aku membunuh-pun karena menyelamatkan Tuhan”
”aku melaknat-pun, ingin menyelamatkan umat” Lalu
Aku bertanya ”memang kau siapa”
[Bandung,16 Mei 2015]