“Het Zachtste volk Dar aarde”, bangsa yang paling empuk budinya di atas dunia. Itulah julukan bangsa ini sebelum masa kemerdekaan. Julukan ini bermakna yakni bangsa yang suka menurut dan senang diperintah oleh yang dipertuan. Sebuah julukan yang menyayat hati bangsa Indonesia.
Seiring waktu berjalan, bangsa Indonesia mengalami metamorfosis, perubahan yang sangat hebat. Bangsa yang sebelumnya dijuluki bangsa yang senang diperintah berubah menjadi pemberontak yang mempertahankan harga diri. Hal ini dibuktikan dengan perjuangan penuh darah para pahlawan dan masyarakat Indonesia. Dengan keberaniaannya, terjadilah peristiwa Surabaya, peristiwa Semarang dan yang lainnya hampir di seluruh kepulauan di Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia akhirnya menghasilkan buah manis yakni kemerdekaan Indonesia yang dibuktikan dengan dibacakannya Proklamasi oleh Bung Karno pada tanggal 17 agustus 1945. Walaupun, dengannya tercatat pahlawan-pahlawan yang hebat seperti Sultan Hasanuddin, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hidayat dan yang lainnya.
Kemerdekaan ini merupakan perjuangan melawan bangsa lain yang menjajah bangsa kita. Sungguh lucunya jika terjadi penjajahan manusia oleh manusia di lingkup internal bangsa Indonesia. Perjuangan setelah proklamasi merupakan awal dimulainya perjuangan bangsa Indonesia yang sesungguhnya, mengingat tantangan global yang semakin deras dan permasalahannya pun semakin kompleks.
Indonesia terkenal dengan berbagai macam julukan, mulai dari Negara Nyiur, The Big Moslem Population, negara seribu candi hingga Macan Asia yang tertidur dan yang lainnya. Julukan macan Asia yang tertidur aslinya adalah macan Asia. Tapi julukan ini berubah karena Indonesia memiliki potensi menjadi sebuah negeri adidaya.
Dewasa ini, Indonesia menghadapi berbagai permasalahan mulai dari konflik antar etnis dan umat beragama, lemahnya hukum, hingga goncangnya pemahaman ideologi Pancasila. Hal ini terbukti dengan berbagai pemberitaan di media seperti kasus Ahok yang melahirkan aksi hingga tujuh kali, munculnya ormas Hisbuh Tahir Indonesia atau lebih dikenal HTI. Semua kasus tersebut muncul di kalangan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan melawan bangsa sendiri menjadi tantangan serius.
Persatuan Indonesia yang tertera dalam Pancasila kian memudar. Hal ini perlu adanya solusi terbaik yang tentunya hasil mufakat bukan kepentingan pihak tertentu. Mari kita berjuang bersama meneruskan perjuangan pahlawan dengan bangkit dari segala kekurangan, serta bersatu menghindari perselisihan antar ras, suku dan agama. Jika dulu masyarakat dan pemimpin Indonesia dikenal sebagai sosok pahlawan, lalu ketika kebijakan di era ini didasari oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang merugikan masyakakat dan menghancurkan bangsa, Pemudanya bobrok moralnya, julukan apa yang cocok untuk negeri ini?
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Tasawuf Psikoterapi UIN Bandung Alumni PONPES darul mujahadah Tegal.
Komentar