Sebelum kita bahas mengenai Digital Amnesia dan Teknik Swish Pattern, apakah kalian ingat film bollywood “Ghajini”? Film rilisan 2008 yang menjadi film india terbaik sepanjang masa sebelum dikalahkan oleh film Aamir Khan yang lain di tahun berikutnya, 3 Idiot.
Setiap pagi Sanjay Singhania bangun tidur dan
beranjak dari kasurnya seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Sampai
ia menemukan berbagai note di wastafle, di dinding, tato di tubuhnya, dan
foto-foto yang ia tempel sendiri di dinding rumahnya yang digunakan untuk
mengingatkan dirinya sendiri.Bahwa kekasihnya telah dibunuh dan Ghajini adalah
orang yang bertanggung jawab atas semuanya. Ia harus membunuhnya.
Sanjay memiliki gangguan Amnesia Anterograde dimana
ia tidak dapat membuat ingatan baru, ingatannya akan hilang setelah 15 menit.
Sebab memori internal-yaitu otaknya tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
dengan cerdas ia membuat memori eksternal yang bisa mengingatkan tujuan balas
dendamnya dalam bentuk foto-foto, note, dan tatonya tadi.
Maksud saya menceritakan kisah Sanjay tersebut
adalah untuk mengingatkan bahwa kita masih mempunyai otak normal untuk
menyimpan memori. Maka idealnya kita harus bertanggung jawab untuk
menggunakannya sebaik mungkin dan yang terpenting yaitu bahwa itu menjadi
bentuk rasa syukur atas Dzat yang memberikannya kepada kita.
Sedari dulu kita memang sudah menggunakan memori
eksternal untuk membantu kita baik berupa buku-buku atau note yang kita tempel
di depan meja belajar. Tapi kita tidak perlu sampai bergantung kepadanya karna
kita masih mempunyai otak untuk menyimpan infomasi-informasi. Berbeda dengan
karakter Sanjay tadi yang mengidap amnesia anterograde.
Namun semenjak era digital sudah merambah pesat di
setiap kalangan, penggunaan teknologi digital dalam pengolahan informasi
menjadi pengaruh krusial. Orang-orang modern menggunakan kemampuan digital
untuk menyimpan informasi sebagai memori eksternal. Kita bisa dengan mudah
menyimpan informasi dan menemukannya pada laptop, smartphone, internet dan
semacamnya.
Lebih jauh, internet yang memudahkan kita untuk
mencari informasi apapun membuat kita semakin tergantung dan bahkan menjadi
tidak percaya diri terhadap kemampuan otak sendiri untuk mengingat informasi
yang sebelumnya perrnah didapatkan.
Apa Itu Digital Amnesia
Digital
Amnesia atau juga biasa
disebut Google effect, Google Amnesia adalah
kecenderungan melupakan informasi yang bisa di akses melalui mesin pencari
secara online. Seperti yang kita tahu bahwa kita dapat menemukan seakan semua
hal dalam internet, lalu apakah kita akan melupakan itu semua dan hanya
mengingat bahwa ingatan kita ada dalam perangkat digital kita. Sebagai contoh
kita lupa nama gunung yang akan kita ceritakan kepada teman bahawa seberapa
bagusnya gunung itu. Tapi kita ingat situs dimana kita apat menemukan nama
gunung tersebut.
Fenomena ini pertama kali diperkenalkan oleh B.
Sparrow, Jenny Liu, dan Daniel M. Wegner dalam jurnalnya pada tahun 2011. Hasil
dari penelitian mereka menyatakan bahwa pikiran orang akan menuju komputer
ketika ditanya pengetahuan umum bahkan ketika mereka mengetahui jawabannya,
selain itu orang cenderung melupakan informasi yang mereka yakin sudah
tersimpan dan dapat dicari lagi nanti. Terakhir, mereka juga menemukan bahwa
jika orang mendapatkan informasi mereka akan cenderung mengingat tempat
disimpannya informasi itu dan bukan mengingat informasi itu sendiri.[1]
Istilah Google
Amnesia sendiri diperkenalkan oleh Kespersky
Lab, Sebuah perusahaan perangkat digital dalam laporan hasil sureynya
terhadap 100 pelanggan kisaran usia 16-55 tahun di tahun 2015.[2]
Pada intinya Google Amnesia terjadi
jika kita telalu bergantung dengat perangkat digital, terutama internet dimana
kita tidak lagi mau repot-repot mengingat informasi yang sudah tersimpan di
perangkat digital. Mungkin beberapa dari kita masih mengingat nomor telepon
rumah atau orang tua kita ketika berumur 15 tahun, karena saat itu kita harus
mengingatnya dalam otak. Sedangkan sekarang nomor pacar saja tidak hafal
padahal sangat sering dihubungi, atau nomor dosen pembimbing yang jawaban chat-nya
kita tunggu-tunggu pun juga tidak hafal.
Kamu bisa menjadi seperti Sanjay, bangun pagi tanpa
memikirkan apa-apa sampai ada notifikasi dari smartphone-mu yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari pertama
kamu bekerja, lalu kamu mencari tips “kerja dihari pertama”melalui Google dan
bergegas ke tempat kerja menggunakan Google Maps untuk penunjuk jalan. Kamu
benar-benar melupakan semuanya kecuali bahwa semua ada dalam perangkat
digitalmu. Kamu benar-benar sudah melupakan semua. Apa juga perlu untuk
memasang alarm sarapan sebelum berangkat kerja? Mungkin itu sedikit berlebihan
tapi saiapa yang tahu?
Goole Amnesia tentu saja berbahaya. Bagaimana kalau
dalam keadaan darurat dan kita tidak dapat menghubungi siapapun karena kita
tidak pernah hafal satupun nomor teman atau keluarga?
Bagaimana Mengatasinya?
Apakah kalian merasa mengalami digital amnesia, lalu bagaimana cara untuk mengatasinya. Jika kita
lihat sebab dari digital amnesia ini adalah kebiasaan buruk yang sadar maupun
tidak telah membuat bergantung kepada perangkat digital untuk menyimpan
informasi yang seharusnya dapat kita ingat. Dampak dari ini adalah berkurangnya
kemampuan otak kita untuk mengingat informasi. Seperti halnya otot yang akan
lumpuh jika kita tidak pernah mengggunakannya sama sekali. Tentu kita tidak mau
jika otak kita turut lumpuh.
Karena dalam hal ini yang diserang adalah kemampuan
otak kita maka cara yang ampuh adalah untuk melatih otak kita agar tetap
bekerja. Bisa dengan senam otak atau latihan-latihan memori lainnya.
Anthony Metivier, penggagas “Magnetic Memory Method” memiliki tips untuk mengatasi digital amnesia.[3]
Yaitu dengan cara membangun konsentrasi. Alih-alih langsung menggunakan
internet untuk mencari sesuatu berilah otak waktu untuk mengingat informasi
tersebut. Karena mengingat sama dengan konsentrasi maka tanpa konsentrasi anda
tidak bisa mengingat. Selain itu Anthony memberikan saran untuk diet informasi
dari internet. Memberikan minimal satu jam dalam sehari untuk diet informasi
dan menggunakan waktu itu untuk melatih kemampuan otak untuk mengingat.
Teknik Swish Pattern
Karena ini merupakan pembentukan kebiasaan baru atas
kebiasaan buruk sebelumnya tentu saja akan berat. Dalam ilmu Neuro-Linguistic Programming (NLP) ada
teknik yang disebut Swish Pattern.
Dian Saputra mengatakan bahwa teknik ini efektif untuk mengatasi
kebiasaan-kebiasaan buruk dan membentuk kebiasaan baru.
Pertama-tama carilah tempat yang nyaman agar bisa
rileks dan berkonsentrasi. Lalu mulai bentuk bayangan yang merepresantikan
kebiasaan buruk. Ingat hal-hal yang memicu kepada kebiasaan buruk tersebut.
Dalam bentuk visual misalkan, Gambaran apa yang membuatmu ingin menggunakan
internet? notifikasi Youtube, logo Google dll. lalu dalam bentuk audio apa yang
menorong untuk berinternet? Suara iklan atau mendengarkan musik yang lupa
judulnya dll. terakhir dalam benntuk kinestetik(perasaan), bagaimana perasaan
ketika hal itu terjadi? Menggebu atau seperti ada yang mendorong dalam dada.
Kedua, setelah itu bangun bayangan representasi
kebiasaan yang diinginkan dengan teknik yang sama, pemicu visual, audio dan
kinestetik. Dalam hal ini silahkan bayangkan tips dari Anthony tadi sebagai
bentuk kebiasaan baru. Lalu pastikan dalam diri anda tidak ada yang keberatan
dengan perubahan ini. Namun, jika kamu memiliki usulan “kebiasaan baru” yang
lebih “masuk” untuk dirimu, itu akan lebih baik.
Ketiga, hubungkan kedua bayangan tersebut dalam satu
frame (anda bisa menggunakan gambaran layar atau papan tulis) dan bayangkan
bingkai kebiasaan buruk tadi tergamar besar di frame itu dan bingkai kebiasaan
yang diingginkan ada kecil di pojok kanan atas.
Keempat, secara cepat buat agar bingkai pertama
mengecil dan gelap sedang bingkai kedua kian membesar, terang, jelas dan
memenuhi seluruh frame dan Swiishh kebiasaan
buruk tersebut hilang dari frame. Ulangi langkah ini 4-6 kali.[4]
Langkah-langkah tersebut dapat mengatur ulang mind-set kita terhadap kebiasaan kita.
Cara
mengatasi digital amnesia yang telah saya paparkan hanya salah satu jalan yang
bisa dicoba. Bukan berarti ini hanya satu-satunya cara yang bisa digunakan.
Barangkali masing-masing dari kita memiliki cara masing-masing yang lebih
cocok. Yang terpenting adalah bahwa kita tidak perlu bergantung kepada internet
atau perangkat digital lainnya. Syukuri rezeki akal yang telah diberikan Allah
SWT dengan cara menggunakan akal kita sebaik mungkin. Menjaga otak kita adalah
tanggung jawab moral yang harus dilakukan.
Imam Khoiri
adalah Mahasiswa PBSB UIN Sunan Gunung Djati Bandung angkatan 2017. Lahir di
Blitar tanggal 30 Maret 1999.
[1] Betsy Sparrrow, et al. “Google
Effect on Memory: Cognitieve Concequences of Having Information at Our Finger”. Science vol.333, 2011,
776-778
[2]Kasperskay Lab. The Rise and
Impact of Digital Amnesia: Why We need Protect what we no longer remember. 2015
(https://drive.google.com/file/d/1eQnQtZ6JONmsdQHU1tvuEzvpl6byshPj/view?usp=sharing)
[3] Anthony Metivier, “Digital
Amnesia: 5 Ways to Stop Google from Ruining Your Memory” (https://www.magneticmemorymethod.com/digital-amnesia/
diakses pada 31 Agustus 2020)
[4] Dian Saputra, Ternyata Kunci
Bahagia itu Ada NLP, Nizamia Learning Center, 2017, 121