Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Artikel

Spritual Development

Oleh: Asrizal A.Upe [1]   Perkembangan spiritual atau lebih dikenal dengan Spritual Development mengalami peningkatan pada decade awal dan akhir abad 20-an, hal ini terjadi disebabkan karena keingintahuan seseoarang terhadap sesautu yang inmateri , serta sesuatu yang terkait dengan Spritual di percaya dapat menenangkan dan mendamaikan jiwa seseorang, maka dari itu Spritual Development sekarang berkembang di kalangan masyarakat Urban/Perkotaan, masyarakat yang di sibukkan dengan berbagai macam keinginan dan kesibukan masing-masing membuatnya tidak peka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan spritualitas bahkan cenderung apatis terhadap hal-hal tersebut, tetapi dengan fakta-fakta tersebut atau akibat dari semerbak dunia perkotaan membuat orang-orang mulai kehausan akan siraman-siraman kereligiusan, bahkan banyak di tengah-tengah perkotaan majelis-majelis yang di gunakan sebagai pusat-pusat keagamaan suatu kelompok atau pusat Spritual. Pengetahuan Spritual (Webster ,1963) send

Menganalisis Isu Agama dan Negara Harus Di Pisahkan Dalam Perpektif Islam

Oleh: Asrizal A.Upe [1] Pelomik yang berkembang di zaman sekarang adalah banyaknya peristiwa dan konflik yang terjadi yang terlepas dari semangat keberagaman seseorang dan semangat berbangsa dan bernegara seseorang.   konflik ini berlatar belakang keinginan kaum ekstrimis mengejawantahkan dan mengeksklusifkan golongannya sebagai yang benar, bahkan isu ini berkembang sampai kepada keinginan atau anggapan bahwa Negara dan Agama adalah dua struktrual yang tidak mungkin berdampingan atau hal itu harus di pisahkan. Tak ayal dengan berjalannya isu ini membawa banyak pendukungnya yang seperti contohnya saja kaum Sekularis dan Kaum Fanatis. Kenapa penulis mengambil contoh kedua golongan ini, ketika kita tilik lebih mendalam kepada kedua golongan ini, bahwa   dapat   berpotensi untuk membuat pemisahan dan pembagian masing-masing yang katanya ketika di bagi akan indah dan akan lebih terporsikan jadi memiliki tugas masing-masing. Sekularis begitu kata orang memandang suatu golongan ini,

Motivasi Membaca Untuk Menunjang Studi Oleh: Asrizal A.Upe[1]

            Membaca adalah suatu proses mentranparansi ilmu pengetahuan dengan metode membaca. Dalam kamus besar bahasa Indonesia membaca sering djelaskan sebagai suatu proses melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis. Sejarah tentang membaca sudah lama kita ketahui, apalagi dalam agama Islam wahyu yang pertama turun yaitu “ أ قر أ ” yang artinya “Bacalah” . Hal ini mengindindikasikan bahwa Islam sebagai agama mayoritas yang dianut di Indonesia telah memerintahkan kita untuk membaca sudah sejak lama.              Buku sebagai bahan rujukan resmi yang pertama kali disebarkan sebagai bahan bacaan dahulunya banyak digandrungi oleh para pembaca seria terutama untuk para mahasiswa yang dituntuk memiliki banyak referensi yang berkaitan dengan bukunya mata kuliahnya ataupun hanya sekedar tertarik dengan bahan baca itu. Tapi, Dizaman yang serba ada ini fenomena sekarang   jarang disaksikan. Alasannya beragam dari rasa malas, rasa sulit memahami bahan bacaan dalam hal ini buku,

KEKUATAN PIKIRAN KAUM SARUNGAN

Oleh: Ibrahim Nur. A Dalam Al-Khawatir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi mengatakan bahwa pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan   keluarganya. Dengan berpikir kata J ames Alan, seseorang bisa menentukan pilihanya, dalam psikologi so s ial, ilmuan mendefenisikan “berpikir” sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda mati. Dengan berpikir, manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, antara halal dan haram. Antara positif dan negatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihanya. Nah, kekuatan berpikir yang dimiliki oleh kaum sarungan sangatlah dipertimbangkan , karena kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa pola pikir seorang santri sangat terbatas disebabkan karena tidak bebasnya dalam menggunakan Alat te k nologi ketika berada dipondok, padahal faktanya tida