Bandung-Demi meningkatkan kualitas santri yang mengikuti Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), Kementerian Agama lewat Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) menyelenggarakan Pembekalan pra-kuliah bagi 29 santri PBSB yang diterima di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Sebelumnya (7/8), Dirjen PD Pontren Ace Saefudin memberikan sambutan sekaligus membuka Pembekalan dan Peningkatan kualitas puluhan santri PBSB yang diterima di jurusan Tasawuf Psikoterapi di kampus setempat.
Selama satu pekan, para santri calon mahasiswa diberikan banyak meteri-materi yang menunjang perkuliahan, di antaranya materi perkenalan jurusan, antropologi kampus, motivasi belajar, metode pembelajaran berbasis IT, manajemen Entrepeneurship, dan lain-lain.
Usep Dedi Rustandi saat menyampaikan materi manajemen entrepeneuship menjelaskan, Tetapi teori-teori Manajemen entrepeneurship seharusnya juga bisa diterapkan dalam dunia akademik, seperti dapat lulus dengan nilai bagus, tentu juga ada usaha-usaha yang anda bisa dapatkan keuntungan.
“Manajemen entrepeneurship harus kita pahami, karena sadar atau tidak sadar kita akan mengerjakan hal itu,” ujarnya
Dosen jurusan Tafsir Hadist ini menambah, prinsip-prinsip dalam wirausaha dapat digunakan dalam belajar, seperti mengatur waktu. Sebab waktu bila di-manage atau tidak di-manage akan berlalu. Tapi bila di manage atau tidak di manage akan berbeda hasilnya. “Targetnya jelas apabila kita manage waktu dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu santri PBSB Asrizal mengungkapkan, bahwa dirinya mengikuti program ni karena dirinya Ingin meringankan beban orangtua. “Karena apabila mengukuti PBSB orangtua tidak terbebani lagi,” terangnya, Kamis (14/8).
Selain karena ia tertarik muatan ilmu psikologi yang dikaji dalam jurusan Tasawuf Psikoterapi, disamping itu ia juga masih berkeinginan belajar di pesantren, sebab santri yang nanti bakal menjadi mahasiswa yang mengikuti PBSB wajib kembali tinggal di pesantren.
Menurut Asrizal, pembekalan pra-kuliah ini sangat penting, karena pembekalan untuk menunjang pendidikan ke depannya. “Di dalamnya diajari manajemen pendidikan di pesantren dan kampus, apalagi pematerinya orang-orang pintar,” kata santri asal Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone Sulawesi Selatan.
Asrizal berharap, pembelajaran ke depannya dapat lebih efektif. Karena ia meyakini kesuksesan tergantung usahanya. “Saya ingin menjadi seorang konselor di pesantren saya nanti. Saya ingin membuka klinik di kampung saya, supaya dapat membantu masyarakat yang nanti membutuhkan konsultasi kejiwaan,” harapnya. (Muhammad Zidni Nafi’)