Bandung-Sekitar 1084 santri tingkat SLTA sederajat dari berbagai pesantren di Jawa Barat mengikuti seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama Republik Indonesia, di MAN 1 Cijerah, Kota Bandung, Kamis (7/5). PBSB sendiri merupakan program beasiswa bagi santri untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Jumlah peserta PBSB tahun ini mencapai 6178 santri yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Propinsi Jawa Timur menempati peserta terbanyak dengan jumlah 1900 santri. Disusul Jawa Barat, lalu Jawa Tengah yang mencapai 700 santri.
“Keberadaan PBSB merupakan wujud perhatian Pemerintah terhadap santri. Tahapan-tahapan yang diberikan Pemerintah kita terhadap santri-santri dari tahun ke tahun semakin meningkat, salah satunya juga program beasiswa santri berprestasi ini,” terang A Buchori, kepala kantor wilayah Kementerian Agama Jawa Barat kepada NU Online usai pembukaan seleksi PBSB tersebut.
Buchori menuturkan, peluang yang diberikan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pemerintah pusat. Oleh karena itu, dia memandang keberadaan program santri berprestasi ini adalah bagian bagaimana memberikan peluang dan tempat kepada santri untuk mengenyam pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah.
Ditanya tentang mengapa santri diberikan beasiswa, pihaknya menjelaskan bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tujuan dari Negara. Sementara itu, santri adalah bagian dari bangsa ini, dan dari elemen manapun mempunyai hak yang sama. “Oleh karena itu, bukan berarti santri dimarginalkan, justru santri diberikan posisi sama dengan posisi pelajar (mahasiswa) yang lain,” jelasnya.
Kepala Kanwil Kemenag jabar itu menuturkan, ada beberapa jurusan dalam PBSB, secara umum terbagi dalam jurusan IPA, IPS dan Keagamaan. Itulah bahwa santri ini jangan ada stigma propinsi santri hanya bisa membaca doa saja. Padahal santri itu mestinya bisa menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai sisinya, baik IPTEK maupun agama.
“Oleh karena itu, paradigma masyarakat terhadap santri harus diubah, bahwa santri tidak hanya bisa memakai sarung dan datang ke masjid saja. Justru santri harus menunjukkan bahwa dia mempunyai nilai lebih, baik dari karakteristik sisi intelektualnya maupun dari sisi sosialnya,” tegas dia.
Dia berharap, santri-santri dapat memanfaatkan fasilitas beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, agar ke depan santri dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan Negara. “Artinya, ke depan ketika mereka menjadi intelektual-intelektual adalah intelektual yang bukan karbitan, tapi intelektual-intelektual yang memenuhi harapan agama, bangsa dan Negara,” harap dia.
Rencananya, hasil seleksi akan diumumkan tanggal 4 Juni 2015. Untuk kuota PBSB 2015, Kemenag RI menyediakan 300 kuota yang tersebar diberbagai jurusan di perguruan tinggi seperti seperti IPB, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Gunung Djati, UPI, UIN Sunan Kalijaga, UIN Walisongo, UGM, UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Sunan Ampeul dan ITS. (Zidni Nafi’/Fathoni)
Sumber: NU Online
Jumlah peserta PBSB tahun ini mencapai 6178 santri yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Propinsi Jawa Timur menempati peserta terbanyak dengan jumlah 1900 santri. Disusul Jawa Barat, lalu Jawa Tengah yang mencapai 700 santri.
“Keberadaan PBSB merupakan wujud perhatian Pemerintah terhadap santri. Tahapan-tahapan yang diberikan Pemerintah kita terhadap santri-santri dari tahun ke tahun semakin meningkat, salah satunya juga program beasiswa santri berprestasi ini,” terang A Buchori, kepala kantor wilayah Kementerian Agama Jawa Barat kepada NU Online usai pembukaan seleksi PBSB tersebut.
Buchori menuturkan, peluang yang diberikan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pemerintah pusat. Oleh karena itu, dia memandang keberadaan program santri berprestasi ini adalah bagian bagaimana memberikan peluang dan tempat kepada santri untuk mengenyam pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah.
Ditanya tentang mengapa santri diberikan beasiswa, pihaknya menjelaskan bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tujuan dari Negara. Sementara itu, santri adalah bagian dari bangsa ini, dan dari elemen manapun mempunyai hak yang sama. “Oleh karena itu, bukan berarti santri dimarginalkan, justru santri diberikan posisi sama dengan posisi pelajar (mahasiswa) yang lain,” jelasnya.
Kepala Kanwil Kemenag jabar itu menuturkan, ada beberapa jurusan dalam PBSB, secara umum terbagi dalam jurusan IPA, IPS dan Keagamaan. Itulah bahwa santri ini jangan ada stigma propinsi santri hanya bisa membaca doa saja. Padahal santri itu mestinya bisa menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai sisinya, baik IPTEK maupun agama.
“Oleh karena itu, paradigma masyarakat terhadap santri harus diubah, bahwa santri tidak hanya bisa memakai sarung dan datang ke masjid saja. Justru santri harus menunjukkan bahwa dia mempunyai nilai lebih, baik dari karakteristik sisi intelektualnya maupun dari sisi sosialnya,” tegas dia.
Dia berharap, santri-santri dapat memanfaatkan fasilitas beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, agar ke depan santri dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan Negara. “Artinya, ke depan ketika mereka menjadi intelektual-intelektual adalah intelektual yang bukan karbitan, tapi intelektual-intelektual yang memenuhi harapan agama, bangsa dan Negara,” harap dia.
Rencananya, hasil seleksi akan diumumkan tanggal 4 Juni 2015. Untuk kuota PBSB 2015, Kemenag RI menyediakan 300 kuota yang tersebar diberbagai jurusan di perguruan tinggi seperti seperti IPB, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Gunung Djati, UPI, UIN Sunan Kalijaga, UIN Walisongo, UGM, UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Sunan Ampeul dan ITS. (Zidni Nafi’/Fathoni)
Sumber: NU Online