Tangerang-Peringatan Haul ke-8
almarhum KH M Zarkasyi, pendiri Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah
Rawalini Teluknaga, Tangerang, Banten, dibanjiri sekitar 8000 jamaah
yang datang dari berbagai daerah, Kamis (30/4).
KH M Mahrusillah, salah satu putra mendiang KH M Zarkasyi menjelaskan, peringatan haul dirangkai tiga sesi, yakni pagi, siang, malam. Pada pagi hari, jamaah dari kaum ibu melaksanakan khatmul qur'an dan diisi dengan penceramah KH. Joko Tarub.
“Siangnya, acara Haflah Dirasah Diniyah Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah, dihadiri oleh santri dan pelajar dilingkungan pesantren, diisi oleh Ustadz Odong Odong Cecep Maulana. Lalu, malam acara dzikir akbar untuk kaum bapak dipimpin langsung oleh putra alm Abuya Dimyati Pandegelang, yaitu Abuya Murtado," ujarnya.
Sebelum memimpin dzikir, Abuya Murtadho mengingatkan bahwa pengejawantahan Islam rahmatalillalamin sesungguhnya berada di pesantren salafiyah. Santri salafiyah di level bawah telah membuktikan setia terhadap NKRI dengan cara membentengi jamaahnya dengan tradisi pesantren.
Menurutnya, kekhawatiran Negara terhadap ISIS dan ideologi khilafah Islamiyah seharusnya tidak terjadi jika Negara mampu memperkuat peran pesantren di daerah dan pelosok.
“Jadi, pesantren tidak boleh dijadikan tameng dan alat saja terkait masalah keumatan oleh negara, tapi diberikan dan dibuka akses seluas luasnya. Insya Allah santri-santri pesantren ke depan akan menjadi ulama yang menangani masalah sosial keumatan pada zamanya,” tuturnya.
KH Bustomi, perwakilan keluarga, dalam sambutan menyampaikan permintaan maaf kepada para jamaah atas segala ketidaksempurnaan dalam menyambut tamu. Selain itu ia memohon doa agar warisan pesantren dari Almarhum tetap lestari sampai hari kiamat kelak. (Qustulani/Mahbib)
Sumber: NU Online
KH M Mahrusillah, salah satu putra mendiang KH M Zarkasyi menjelaskan, peringatan haul dirangkai tiga sesi, yakni pagi, siang, malam. Pada pagi hari, jamaah dari kaum ibu melaksanakan khatmul qur'an dan diisi dengan penceramah KH. Joko Tarub.
“Siangnya, acara Haflah Dirasah Diniyah Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah, dihadiri oleh santri dan pelajar dilingkungan pesantren, diisi oleh Ustadz Odong Odong Cecep Maulana. Lalu, malam acara dzikir akbar untuk kaum bapak dipimpin langsung oleh putra alm Abuya Dimyati Pandegelang, yaitu Abuya Murtado," ujarnya.
Sebelum memimpin dzikir, Abuya Murtadho mengingatkan bahwa pengejawantahan Islam rahmatalillalamin sesungguhnya berada di pesantren salafiyah. Santri salafiyah di level bawah telah membuktikan setia terhadap NKRI dengan cara membentengi jamaahnya dengan tradisi pesantren.
Menurutnya, kekhawatiran Negara terhadap ISIS dan ideologi khilafah Islamiyah seharusnya tidak terjadi jika Negara mampu memperkuat peran pesantren di daerah dan pelosok.
“Jadi, pesantren tidak boleh dijadikan tameng dan alat saja terkait masalah keumatan oleh negara, tapi diberikan dan dibuka akses seluas luasnya. Insya Allah santri-santri pesantren ke depan akan menjadi ulama yang menangani masalah sosial keumatan pada zamanya,” tuturnya.
KH Bustomi, perwakilan keluarga, dalam sambutan menyampaikan permintaan maaf kepada para jamaah atas segala ketidaksempurnaan dalam menyambut tamu. Selain itu ia memohon doa agar warisan pesantren dari Almarhum tetap lestari sampai hari kiamat kelak. (Qustulani/Mahbib)
Sumber: NU Online