Oleh : Ka Me La Langit malam kini bertengger manis menaungi bumi Al-wafa. Lantunan sholawat menggema memecah sunyi malam tak berbintang. Dan meskipun tanpa purnama, sendu warna langit setia menemani langkahku menuju aula pondok. Rutinitas kami sebagai santri Al-Wafa, mengadakan yasinan dan manaqiban setiap malam jum’at. Tak seperti malam biasanya. Aula penuh sesak hanya pada malam jum’at saja. Karena di akhir pengajian rutinan kami, selalu ada hidangan gratis yang menunggu untuk di perebutkan oleh para santri. Maklumlah, hidup sebagai santri tak semudah meng-i’rob kalimat dalam bahasa Arab. Sudah banyak santri yang datang. Bahkan saking banyaknya, tempat duduk sampai ke shaf paling belakang, melewati hijab kuning cerah yang memisahkan antara tempat santri laki-laki, dan santri perempuan. Dengan terpaksa, namun sedikit bahagia, akhirnya aku duduk di shaf belakang. Meski akhirnya, tak ada hijab yang menghalangi antara aku, dan barisan santri perempuan yang duduk berjejer denga
Official Website of CSSMoRA UIN SGD