Oleh: Madno Wanakuncoro
Hikayat
yang tereka
Oleh
jutaan manusia
Akan
kemilau dan indahnya senja
Kala
matahari hendak istirahat dari kerja
Kita
sungguh tenggelam dalam ilusinya
Terbuai
iming-iming rekaman memori
Reka
ulang momen silam, penuh hayat
Memaksa
lidah terpukau dan tertenung sihirnya
Bahkan,
tatkala kuasyik merenung
Ia
besitkan kenangan pahit manisku
Pahit:
ketika copotnya dua tali yang tersimpul timpang
Manis:
ketika mengais rupiah dengan keringat seusia bocah
Aku
tertegun merasuki alam nostalgia
Ingatan
yang memancing erupsi campuran:
Tawa
dan tangis
Saat
terbangunkan senja yang meredup,
Diri
seakan berbeda
Kudengar
pesan lirih dari bisikan misteri
Matahari
bersedih harus berlalu
Sebab
ia rasa dunia dan alam selalu
Berteriak
memanggilnya
Namun,
ia sadari di belahan dunia lain
Ia
dihujat sehabisnya
Sungguh
tiada kusangka
Sang
mentari penerang pun bisa sedih dan tak
berdaya
Meski
ia bangga, sanggup menjalankan titah Sang Paduka
Untuk
menerangi tatasurya, yang tak terhitung jumlah makhluk-Nya
Tempat
para hamba dan ciptaan bersujud sembah pada Yang Kuasa.
Komentar