Langsung ke konten utama

Gara-Gara Dua Tema, FORDISK Menjadi Menarik

 
Bandung, – CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali mengadakan program kerja mingguan yaitu “Fordisk” (Forum Diskusi). Namun, ada yang menarik Fordisk CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung kali ini dengan sebelumnya. Pasalnya, diskusi kali ini mengangkat dua tema sekaligus dalam satu forum. Biasanya, hanya mengangkat satu tema.

Dengan mengangkat tema “Meng-kopiah-kan Pancasila” dan “Islam dan Rasionalitas”, diskusi tersebut dilaksanakan di Taman Masjid Iqomah Indah (TMII) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada sabtu lalu, (30/04/2016).

Saat di temui tim jurnalis CSS, Abdul Wasik, Ketua CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung  mengatakan bahwa ada yang berbeda Fordisk kali ini.

“Fordisk kali ini sengaja langsung mengangkat dua tema sekaligus. Hal ini dikarenakan pemateri kelompok minggu lalu berhalangan hadir. Jadi kita gabung saja dengan kelompok minggu ini. Dan temanya tetap dua, begitu pula pematerinya,” Tutur mahasiswa asal Lamongan tersebut.

Diskusi tersebut di hadiri sekitar 20 orang anggota CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Adapun pematerinya ialah saudara Moh. Fathurrohman dengan membawakan tema “Meng-kopyah-kan Pancasila” dan saudara Yudy Prayoga dengan temanya “Islam dan Rasionalitas”.

Kegiatan yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini terasa menggema saat dua tema tersebut memaparkan semangat nasionalisme, Pancasila, dan Islam yang saling beriringan. “Islam adalah esensi, dan negara ini adalah kenyataan. Jadi kita harus mengamalkan nilai-nilai Islam dinegara ini. Dan Pancasila sudah mengandung nilai-nilai Islam.”, ujar pemateri asal Pati tersebut.

Senada dengan hal tersebut, Yudi Prayoga juga menjelaskan tentang Islam dan rasionalitas yang menjadikan kita tidak jumud lagi. “Islam dan rasionalitas sekarang sudah diterima di zaman modern ini, termasuk di Indonesia. Dalam pandangan Islam rasionalitas, Pancasila itu di dalamnya mengandung nilai-nilai Islam,” papar pemateri asal Lampung.

Untuk melengkapi diskusi agar lebih bermakna dan menarik, di akhir acara kedua pemateri membacakan puisi yang bertajuk semangat nasionalisme dan pentingnya akan nilai-nilai Islam. 

"ini menarik sekali, sebab ada pembacaan puisi di akhir diskusi. ini membuat kami semangat kembali. apalagi puisinya yang dibawakan dengan nada yang nasionalis," kata Wahyu, salah satu peserta diskusi, (Murniati Djufri/Alifa)

Komentar

WARHADI KALTIM mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Cari Tahu Perbedaan Psikoterapi Barat dan Psikoterapi Islam

Setelah kita mengetahui pengertian psikoterapi, tentunya dalam pemikiran kita muncul berbagai macam pertanyaan terkait pembahasan tersebut.  Nah, pada kali ini akan membahas mengenai perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam. Apa yang menjadi topik perbedaan antara keduanya? Sudut pandang psikoterapi dari mana yang efektif untuk digunakan? Mari kita cermati sama-sama  Psikoterapi ialah perawatan yang menggunakan alat, teori dan prinsip psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dan seorang ahli menciptakan hubungan yang profesional dengan pasien. Sedangkan psikoterapi Islam ialah teknik penyembuhan/penyelesaian masalah kejiwaan/mental dengan sentuhan spiritual yang menggunakan metode Islami seperti zikir, penerapan akhlak terpuji dan lainnya berdasar Al-Qur’an dan hadits.  Jika diteliti dari pengertian keduanya, tentu sudah terlihat berbeda bukan? Perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam: 1. Objek Utama Psikoterapi Dalam pandangan psikologi

Hukum Membaca Al-Qur’an Lewat Mushaf Ketika Shalat

Pernah suatu ketika di masa liburan saya di Jakarta, saya shalat berjama’ah di salah satu masjid yang ada di perumahan Jakarta, pada saat itu ada pemandangan asing yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya, yaitu sang Imam membaca surah sambil melihat kepada mushaf Al-Qur’an, akhirnya timbul keinginan di hati saya untuk mengetahui apa " hukumnya membaca dari mushaf Al-Qur’an ketika shalat " . Menurut rangkuman yang saya tulis berdasarkan referensi dari kitab Fatawa Syabakah Al-Islamiyah , ada 5 dari sekian banyak fatwa yang saya ambil, berkaitan mengenai masalah tersebut antara lain : 1.      Tidak masalah bagi orang yang ingin mengkhatamkan Al-Qur’an untuk membacanya dalam keadaan shalat dan di selain shalat Pertanyaan:     “Saya mencoba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an, pertanyaanya apakah saya boleh untuk membaca Al-Qur’an dari mushaf di dalam keadaan shalat Qiyamul Lail? Pertanyaan kedua apakah boleh saya menghadiahkan pengkhataman Al-Qur’an ini untuk kedua orang tua sa

Kisah Nyata Satu Gereja Masuk Islam

  بسم الله الرحمن الرحيم 22 – Februari - 2006 Suatu hari ada seorang pemuda Arab yang berkuliah di Amerika, dia adalah seorang muslim yang taat, yang Allah beri nikmat berupa pengetahuan akan agama Islam yang mendalam, dia juga juru dakwah Islam di Amerika. Ia memiliki seorang kawan berkeyakinan Nasrani di sana, hubungan mereka sangatlah akrab, dengan harapan semoga Allah memberikannya hidayah agar masuk islam. Suatu hari mereka berjalan-jalan melintasi perkampungan Amerika, di dalam perkampungan itu terdapat gereja, teman Nasrani nya memintanya agar turut masuk ke dalam gereja, awalnya ia menolak, namun karena terus didesak oleh temannya ia pun ikut masuk dan duduk di salah satu bangku dengan hening. Sebagaimana kebiasaan umat Nasrani pada umumnya, ketika pendeta masuk kedalam gereja, mereka serentak berdiri untuk memberi penghormatan, kemudian kembali duduk. Saat sang pendeta berdiri melihat ke arah para hadirin dia agak terbelalak dan berkata : ”Di tengah-tengah kita ada seo