Langsung ke konten utama

Semarak Peringatan Hari Santri 2017 CSSMoRA UIN SGD Bandung



Sabtu, 28 Oktober 2017, CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengadakan acara tahunannya yaitu untuk memperingati Hari Santri Nasional. “Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober. Namun, perayaan hari santri CSSMoRA UIN Bandung ini tidak sesuai tanggalnya. Sebab, terdapat rentetan agenda menuju puncak harlah ke-4 CSSMoRA UIN Bandung yang jatuh pada 22 Oktober. Sehingga Peringatan hari santri baru dilaksakan pada tanggal 28 Oktober, bertepatan dengan hari sumpah pemuda”. Ucap ketua CSSMoRA UIN SGD Bandung ketika menyampaikan sambutannya.

 
 
Karena peringatan hari santri kali ini bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, maka segenap panitia yang telah dibentuk mengangkat tema “Semangat Nyantri, Semangat Mempertahankan NKRI”. Yang mana sejatinya seorang santri tidak lepas perananya dalam kemerdekaan dan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Seperti halnya di tahun-tahun sebelumnya. Perayaan hari santri ini dilaksanakan dengan mengadakan kirab santri. Namun pada kali ini, tidak hanya kirab saja yang dilakukan, tetapi ditambah dengan beberapa rangkaian acara. Diantaranya yaitu khotmil Qur’an yang sangat menunjukkan ciri dari seorang santri dengan mengaji. Kemudian dilanjut dengan kirab santri. Pada kirab ini, santri CSSMoRA UIN Bandung berjalan mengelilingi kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggemakan sholawat selama perjalanan. Juga diadakan pembacaan puisi oleh Bapak Dodo Widarda, ikrar santri dan sumpah pemuda sebagai wujud bahwa santri adalah pemuda-pemudi Indonesia. 
 

Tidak cukup sampai disitu, untuk mentotalitaskan peringatan hari santri tahun ini, diadakan juga nonton bersama (nobar) pada malam harinya. Dengan film “Sang Kiyai”. Sehingga para santri mengetahui bagaimana perjalanan pesantren kala itu. Di samping itu, mengetahui bahwa santri pun turut andil dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia pada masanya. (28/10/2017)

Endah Safitri Ani (angkatan 2016), crew BSO Jurnalis ORASI CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Reporter)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Cari Tahu Perbedaan Psikoterapi Barat dan Psikoterapi Islam

Setelah kita mengetahui pengertian psikoterapi, tentunya dalam pemikiran kita muncul berbagai macam pertanyaan terkait pembahasan tersebut.  Nah, pada kali ini akan membahas mengenai perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam. Apa yang menjadi topik perbedaan antara keduanya? Sudut pandang psikoterapi dari mana yang efektif untuk digunakan? Mari kita cermati sama-sama  Psikoterapi ialah perawatan yang menggunakan alat, teori dan prinsip psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dan seorang ahli menciptakan hubungan yang profesional dengan pasien. Sedangkan psikoterapi Islam ialah teknik penyembuhan/penyelesaian masalah kejiwaan/mental dengan sentuhan spiritual yang menggunakan metode Islami seperti zikir, penerapan akhlak terpuji dan lainnya berdasar Al-Qur’an dan hadits.  Jika diteliti dari pengertian keduanya, tentu sudah terlihat berbeda bukan? Perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam: 1. Objek Utama Psikoterapi Dalam pandangan psikologi

Hukum Membaca Al-Qur’an Lewat Mushaf Ketika Shalat

Pernah suatu ketika di masa liburan saya di Jakarta, saya shalat berjama’ah di salah satu masjid yang ada di perumahan Jakarta, pada saat itu ada pemandangan asing yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya, yaitu sang Imam membaca surah sambil melihat kepada mushaf Al-Qur’an, akhirnya timbul keinginan di hati saya untuk mengetahui apa " hukumnya membaca dari mushaf Al-Qur’an ketika shalat " . Menurut rangkuman yang saya tulis berdasarkan referensi dari kitab Fatawa Syabakah Al-Islamiyah , ada 5 dari sekian banyak fatwa yang saya ambil, berkaitan mengenai masalah tersebut antara lain : 1.      Tidak masalah bagi orang yang ingin mengkhatamkan Al-Qur’an untuk membacanya dalam keadaan shalat dan di selain shalat Pertanyaan:     “Saya mencoba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an, pertanyaanya apakah saya boleh untuk membaca Al-Qur’an dari mushaf di dalam keadaan shalat Qiyamul Lail? Pertanyaan kedua apakah boleh saya menghadiahkan pengkhataman Al-Qur’an ini untuk kedua orang tua sa

Kisah Nyata Satu Gereja Masuk Islam

  بسم الله الرحمن الرحيم 22 – Februari - 2006 Suatu hari ada seorang pemuda Arab yang berkuliah di Amerika, dia adalah seorang muslim yang taat, yang Allah beri nikmat berupa pengetahuan akan agama Islam yang mendalam, dia juga juru dakwah Islam di Amerika. Ia memiliki seorang kawan berkeyakinan Nasrani di sana, hubungan mereka sangatlah akrab, dengan harapan semoga Allah memberikannya hidayah agar masuk islam. Suatu hari mereka berjalan-jalan melintasi perkampungan Amerika, di dalam perkampungan itu terdapat gereja, teman Nasrani nya memintanya agar turut masuk ke dalam gereja, awalnya ia menolak, namun karena terus didesak oleh temannya ia pun ikut masuk dan duduk di salah satu bangku dengan hening. Sebagaimana kebiasaan umat Nasrani pada umumnya, ketika pendeta masuk kedalam gereja, mereka serentak berdiri untuk memberi penghormatan, kemudian kembali duduk. Saat sang pendeta berdiri melihat ke arah para hadirin dia agak terbelalak dan berkata : ”Di tengah-tengah kita ada seo