Virus corona atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 ini sekarang
selalu menjadi topik terhangat untuk dibincangkan. Selalu menjadi pusat
perhatian, pasalnya virus itu telah merenggut nyawa manusia sampai ratusan,
ribuan bahkan jutaan. Kasus virus ini bermula di Wuhan, lalu menyebar ke
berbagai negeri lainnya. Virus ini mendadak seperti teror mengerikan bagi
masyarakat di Dunia. Dan virus ini
menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan, karena virus ini selalu mencari mangsa
sedangkan obat masih belum bisa ditemukan.
Dan ini bukanlah permasalahan yang sederhana, walaupun ada saja
manusia yang menyederhanakannya. Kekuatan Covid-19 bukan dari cara membunuhnya
tapi dari kecepatan dalam menyalurkannya seperti yang terjadi dalam beberapa
pekan, yang terkena hingga ratusan.
Untuk mengantisipasi penanganan Covid-19 ini maka, sudah seharusnya
kita mengikuti ketentuan dan peraturan yang diberlakukan seperti menggunakan
masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan
sebagainya.
Dan seperti yang dikatakan oleh Dr. Azizah selaku ketua Komisi Perempuan,
Remaja Keluarga Majelis Ulama (PRK MUI) bahwasannya corona ini merupakan bagian
dari sunnatulloh. Sedangkan ketika kita berbicara tentang sunnatulloh
(hukum alam), maka ia akan berjalan tanpa ada pandang agama atau keyakinan.
Oleh karena itu, ketika ada pertanyaan mengenai Covid-19 ini maka, harus
ditanyakan langsung pada seorang ahli medis.
Dan disini akan dijabarkan bagaimana nilai-nilai tasawuf memberikan
peran atau kontribusi positif untuk mengahadapi corona bukan membahas tentang
wirid atau amalan-amalannya saja. Dalam dunia sufi terdapat istilah Tazkiyatun
Nafs atau sering kita sebut dengan penyucian diri, atau jiwa. Tazkiyatun
Nafs ini tidak bisa kita maknai secara partial saja, tapi harus menyeluruh.
Maka, disini kita tidak bisa memaknai Tazkiyatun Nafs hanya dalam sikap
atau perilaku yang buruk saja. Tapi, lebih dari itu. Tazkiyatun Nafs
mengajarkan kita untuk mencegah perilaku, hati serta fikiran kita yang selalu
beranggapan negative.
Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa para sufi bisa hidup
dengan tenang, tentram, selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Tetap berfikir positif mungkin ini menjadi
cobaan, ujian, bagi manusia agar lebih dekat dengan Tuhan pencipta Semesta.
Agar kita lebih mendekati-Nya. Karena kita sering kali sebagai manusia lalai
ketika ada panggilan dari-Nya. Terkadang kita lebih memilih kegiatan yang
sifatnya duniawi daripada mendengarkan dan melaksanakan panggilan dari Sang Illahi.
Tazkiyatun Nafs ini bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu pertama, Lahiriah yaitu dengan berwudhu,
menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dan sebagainya. Dan yang kedua, yaitu
dengan batiniah atau menjaga hati agar terhindar dari penyakit batin. Tasawuf
melatih kita untuk tidak mencintai dunia secara berlebihan. Sehingga ketika ada
sesuatu yang kita cintai hilang, maka kita tidak akan kecewa karena cinta yang
kita berikan itu hanya sewajarnya. Dengan tidak terlalu mencintai dunia ini
maka, kita akan merasa tenang. Karena disaat
seperti sekarang ini ketenangan jiwa sangat dibutuhkan, dengan jiwa yang
tenang, maka akan lebih efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh lahir
maupun bathin untuk menangkal virus corona ini.
Selain itu, dalam tradisi sufi dikenal juga istilah uzlah
dan Khalwat. Uzlah dapat diartikan dengan mengasingkan diri dari
keramaian. Sedangkan Khalwat diartikan dengan menyepi atau menyendiri.
Dalam tradisinya para sufi, uzlah dan khalwat digunakan sebagai
konsep yang muara akhirnya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta alam
semesta. Dan konsep ini sangat bagus digunkan sesuai kondisi zaman saat ini
yaitu masa Pandemi. Bahwa manusia sebaiknya mengasingkan diri dari hiruk pikuk
keramaian untuk melakukan pendekatan kepada tuhan. Dan hal ini juga bertujuan
untuk melindungi diri dari pengaruh negative- yang dalam kasus ini
adalah virus corona.
Dan hal ini juga sudah ada dalam peraturan pencegahan virus Covid-19
yang lebih dikenal dengan social distance, lockdown, physical distancing dan
lainnya. Maka, sudah sepatutnya kita sebagai manusia untuk bisa
mematuhinya. Dan sebagai umat beragama, kita harus terus berdoa dan bermunajat
kepada Tuhan Subhanahu Wa Ta’alla agar dihindarkan dari virus corona
ini, tapi doa tidak dapat menggantikan keharusan kita untuk mengikuti petunjuk
medis. Karena itulah salah satu bentuk ikhtiar kita untuk memutus rantai virus
corona. Jangan sampai hanya mengandalkan doa dan amalan keagamaan saja. Ibarat
lapar, maka yang paling penting adalah makan, bukan doa supaya kenyang.
Ketika ditilik dalam prespektif tasawuf akhlaqi, maka umat
Islam harus tetap tenang dan patuh terhadap ulama-ulama dan peraturan yang
dibuat oleh pemerintah Indonesia, ini adalah suatu hal yang harus kita patuhi,
ini termasuk akhlak atau adab. Dan jangan lupa untuk saling mengingatkan kepada
sesama manusia yang lupa tidak mematuhi peraturan, seperti tidak memakai masker
saat bepergian, suka berkumpul dalam kerumunan, dan hal lainnya.
Dan yang terakhir yaitu berdasarkan tasawuf ‘amaliah. Maka kita
sebagai manusia harus terus berdoa dan istiqomah terhadap ibadah kita. sehingga
virus yang sedang melanda negeri ini, yang sedang terus mencari mangsa ini
tidak masuk terhadap tubuh kita, dan kita harus berdoa supaya wabah ini cepat
diangkat dan dihilangkan dari dunia ini.
Maka, dari hal ini dapat kita lihat bahwasannya tasawuf memiliki
peran yang begitu besar dalam menghadapai masa pandemi ini. Mari terus berdoa,
mendekatkan diri kita pada sang Pencipta, mari terus merayu Tuhan, agar
Covid-19 ini dapat segera dihilangkan. Semoga. Amiin.
Penulis bernama DE-Lasyakka. Merupakan alah satu anggota aktif
CSSMoRA angkatan 2018.
Sekian. Terima kasih.
Komentar