Langsung ke konten utama

HAUL KE-2 BUYA NURSAMAD KAMBA : "The Hidden Servant and The Freed Servant"




Kegiatan Haul ini selain dihadiri secara langsung Ketua CSSMoRA UIN Sunan Gujung Djati Bandung Muhammad Rezky Syafri juga dihadiri oleh Keluarga, murid dan sahabat dekat Alm. Buya Nursamad Kamba Dr. Mukhtar Ghozali M.Ag., Dr. Cucu Setiawan. S.psi. I M.Ag. dan Prof. H. Munir, MA. baik secara daring dan luring.

Kegiatan Haul yang bertemakan "The Hidden Servant and The Freed Servant" yang dipandu langsung oleh Mahasantri PBSB angkatan 2019 dan 2018 Siti Rosyidah dan Ridwan Atariq membuat suasana semakin khidmat.


Muhammad Rezky Syafri selaku Ketua Umum CSSMoRA menyampaikan rasa bangga memiliki sosok guru sekaligus Mursyid seperti Buya Kamba yang jasanya sampai saat ini masih terus dirasakan oleh masyarakat dan murid-muridnya.


Mohammad Irfan, selaku anak tertua dari Alm. Buya Kamba menyampaikan ucapan terimakasih dan menceritakan sekilas sosok ayahnya Alm. Buya Kamba semasa hidupnya.


Pada kesempatan lain tak lupa pula para pembicara dan tamu undangan yang memiliki kedekatan dengan Buya Kamba pun mengungkapkan kecintaan dan kekagumannya kepada sosok "The Freed Servant"


"Saya itu memiliki perjalanan cukup panjang dengan guru saya Alm. Buya Kamba, dari mulai saya kuliah sampai saya diberikan amanah seperti ini." Ucap Dr. Cucu Setiawan selaku Sekertaris di Jurusan Tasawuf Psikoterapi.


Kemudian dilanjut oleh Ketua Jurusan Dr. Muchtar Gozali yang menyampaikan ucapan syukur juga terimakasihnya untuk Alm. Buya Kamba, karena berkat jasanya yang luar biasa, Jurusan Tasawuf Psikoterapi sampai saat ini terus berkiprah dalam dunia pendidikan dan mencerdaskan generasi bangsa.


Salah satu murid sekaligus sahabat karib Buya Kamba saat menempuh pendidikan di Al-Azhar Kairo juga menyampaikan tentang keindahan akhlak dari Buya kamba semasa berjuang bersama.

"Kalo ada yang bertanya tentang perangai akhlak Buya Nursamad Kamba, saya sendiri salah satu saksi yang sudah merasakan betul keindahan akhlaknya. Sehingga dari hal itu saya merasakan betul bahwa Akhlak itu posisinya di atas ilmu, setinggi dan sebanyak apapun ilmu yang kalian dapat, kalau tidak punya akhlak, maka ilmu yang diperoleh selama ini tidak ada gunanya". Tuturnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Cari Tahu Perbedaan Psikoterapi Barat dan Psikoterapi Islam

Setelah kita mengetahui pengertian psikoterapi, tentunya dalam pemikiran kita muncul berbagai macam pertanyaan terkait pembahasan tersebut.  Nah, pada kali ini akan membahas mengenai perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam. Apa yang menjadi topik perbedaan antara keduanya? Sudut pandang psikoterapi dari mana yang efektif untuk digunakan? Mari kita cermati sama-sama  Psikoterapi ialah perawatan yang menggunakan alat, teori dan prinsip psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dan seorang ahli menciptakan hubungan yang profesional dengan pasien. Sedangkan psikoterapi Islam ialah teknik penyembuhan/penyelesaian masalah kejiwaan/mental dengan sentuhan spiritual yang menggunakan metode Islami seperti zikir, penerapan akhlak terpuji dan lainnya berdasar Al-Qur’an dan hadits.  Jika diteliti dari pengertian keduanya, tentu sudah terlihat berbeda bukan? Perbedaan psikoterapi Barat dan psikoterapi Islam: 1. Objek Utama Psikoterapi Dalam pandangan psikologi

Hukum Membaca Al-Qur’an Lewat Mushaf Ketika Shalat

Pernah suatu ketika di masa liburan saya di Jakarta, saya shalat berjama’ah di salah satu masjid yang ada di perumahan Jakarta, pada saat itu ada pemandangan asing yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya, yaitu sang Imam membaca surah sambil melihat kepada mushaf Al-Qur’an, akhirnya timbul keinginan di hati saya untuk mengetahui apa " hukumnya membaca dari mushaf Al-Qur’an ketika shalat " . Menurut rangkuman yang saya tulis berdasarkan referensi dari kitab Fatawa Syabakah Al-Islamiyah , ada 5 dari sekian banyak fatwa yang saya ambil, berkaitan mengenai masalah tersebut antara lain : 1.      Tidak masalah bagi orang yang ingin mengkhatamkan Al-Qur’an untuk membacanya dalam keadaan shalat dan di selain shalat Pertanyaan:     “Saya mencoba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an, pertanyaanya apakah saya boleh untuk membaca Al-Qur’an dari mushaf di dalam keadaan shalat Qiyamul Lail? Pertanyaan kedua apakah boleh saya menghadiahkan pengkhataman Al-Qur’an ini untuk kedua orang tua sa

Kisah Nyata Satu Gereja Masuk Islam

  بسم الله الرحمن الرحيم 22 – Februari - 2006 Suatu hari ada seorang pemuda Arab yang berkuliah di Amerika, dia adalah seorang muslim yang taat, yang Allah beri nikmat berupa pengetahuan akan agama Islam yang mendalam, dia juga juru dakwah Islam di Amerika. Ia memiliki seorang kawan berkeyakinan Nasrani di sana, hubungan mereka sangatlah akrab, dengan harapan semoga Allah memberikannya hidayah agar masuk islam. Suatu hari mereka berjalan-jalan melintasi perkampungan Amerika, di dalam perkampungan itu terdapat gereja, teman Nasrani nya memintanya agar turut masuk ke dalam gereja, awalnya ia menolak, namun karena terus didesak oleh temannya ia pun ikut masuk dan duduk di salah satu bangku dengan hening. Sebagaimana kebiasaan umat Nasrani pada umumnya, ketika pendeta masuk kedalam gereja, mereka serentak berdiri untuk memberi penghormatan, kemudian kembali duduk. Saat sang pendeta berdiri melihat ke arah para hadirin dia agak terbelalak dan berkata : ”Di tengah-tengah kita ada seo